Cara Mendidik Anak: First Story

Setiap orangtua, setiap keluarga pasti memiliki cara masing-masing dalam mendidik anak. Bagaimana dan apapun caranya, hal ini akan berpengaruh dalam pembentukan karakter si anak. Untuk itulah, dibutuhkan komitmen dan komunikasi dari orangtua sendiri dalam menentukan cara untuk mendidik anak. Agree?

Berkaca dari sebuah keluarga kecil yang masih terbilang muda, mereka ini punya seorang anak laki-laki berumur sekitar 2 tahun, yang tingkat jatuh cinta-ablenya triple kuadrat :p

Kira-kira beberapa waktu yang lalu, aku datang ke rumah mereka dan bermain dengan si kecil. Sebut saja, si bapak Mr. ; si ibu Mrs. dan si anak Boy. Aku dan Boy sedang bermain tebak warna, "Hayo warna mobilnya apa ini?" "Biru, Tante" "Bukan, ini warnanya merah". Lalu, Mr. memberitahu, "Aku gapernah ngajarin anakku salah, ngga ada yang namanya salah, adanya tidak benar". "Susah lho ngajarin anak itu," sambungnya lagi. 

Ya bener banget, susah yang namanya ngajarin seorang anak. Dan bener banget ngga ada yang namanya salah, adanya itu ngga benar. Suka aja sih sama penanaman prinsip dari Mr. dan Mrs. , dalam konteks ini, mereka mengajari bahwa tidak ada salahnya tidak tepat menjawab suatu pertanyaan. Asal kita berani dulu dalam menjawab, perkara benar atau salahnya itu nomer dua. Bukankah itu proses belajar? Dengan tidak tepat itulah kita belajar mengetahui suatu hal. Sehingga ke depannya kita diharapkan tidak mengulanginya lagi. 

Hal ini berbeda jika orangtua terbiasa mengatakan salah kepada jawaban si anak. Karena itu akan mempengaruhi cara berpikir mereka, dan hal itu dapat memberikan efek daripada salah jawab mending diam aja. Nah! Gimana bangsa Indonesia mau maju kalo dari kecil aja udah dibiasain diam? Wajar juga sih kalah sama negara-negara maju yang modal ngomongnya gede banget. Justru dari kecil itu dibiasakan berbicara, selain untuk melatih kelancaran berbicara, juga melatih dia untuk belajar, kalau ada salah ya dibenarkan, bukan disalahkan. 

Selain itu, sebagai orangtua, harus memiliki stok sabar yang luar biasa, dan kemampuan menahan marah yang tanpa batas. Ini sungguh sangat penting, jangan karena capek, mood tidak bagus, pekerjaan menumpuk, lantas suka marah atau menjadi cuek. Dalam masa seperti ini, dimana banyak orangtua yang menjadi pekerja keras, hal ini cukup sering terjadi. 

Itu sekilas pendapat dan cerita tentang Mr. Mrs. dan Boy :)
the second story will follow ...

0 komentar:

Post a Comment

Blogger Templates by Blog Forum